Krisnanews.id – Jombang – Dinas Pertanian (Disperta) Jombang saat ini fokus mewujudkan swasembada pangan. Terbaru, melalui program Budidaya Tanaman Sehat (BTS), Disperta Jombang optimistis target tersebut bisa terealisasi dari Jombang untuk Indonesia.
Tentu saja hal tersebut juga wajib diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Oleh karena itu Disperta Jombang menggelar workshop dengan menghadirkan narasumber yang berkompeten, yakni Doktor Gatot Mudjiono tokoh PHT dari Universitas Brawijaya (Unbraw) serta Luqman Qurata Aini ahli hama penyakit dan bio-science.
Kegiatan workshop tersebut juga dihadiri Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Kementan RI, DR. Rachmat melalui Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Gandi Purnama.

“Tuntutan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tidak bisa dihindari,” ujar Kepala Disprta Jombang, M Rony saat dikonfirmasi. Lebih lanjut, M Rony menyebut untuk mewujudkan cita-cita swasembada pangan sebagaimana telah ditargetkan oleh pemerintah dengan luas tanam 20 juta hektare secara nasional di tahun 2025.
“Saat ini Kabupaten Jombang ditarget luas tanam mencapai 81.250 hektare, dari biasanya rata-rata berkisar antara 70.000 – 75.000 hektare se tahun,” terangnya.
Namun, lanjut Rony, tujuan tersebut tentu saja akan menghadapi sejumlah tantangan yang cukup berat yakni kebiasaan dalam budidaya tanaman dengan memakai berbagai bahan kimia sintetis secara intensif.
“Ini menjadi penyebab budidaya pertanian berbiaya tinggi, kerusakan lingkungan bahkan produksi bisa mengalami stagnasi,” urainya.
Untuk itu, masih kata M Rony, dalam upaya mendukung program pemerintah mencapai swasembada pangan, maka Disperta Jombang tidak hanya melakukan penambahan luas tanam saja. Tetapi juga penerapan teknologi atau pendekatan budidaya yang mencakup tiga aspek sekaligus.
“Sejumlah aspek itu meliputi peningkatan produksi dan produktivitas, efisiensi biaya produksi dan ramah lingkungan,” jelasnya.
Sehingga, imbuh M Rony, Disperta Jombang memutuskan untuk memilih BTS sebagai cara mendukung tercapainya swasembada pangan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
“Karena itulah hari ini kita mengadakan workshop BTS yang diikuti semua koordinator wilayah PPL (penyuluh pertanian lapanga) dan semua petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuham (POPT), serta eselon III, UPT penyuluhan dan para KJF (kordinator jabatan fungsional) Kabupaten Jombang,” bebernya.
Tidak berhenti sampai disini, bulan-bulan selanjutnya, pihak Disperta Jombang akan menindaklanjuti dengan pelatihan kepemanduan BTS.
“Kami telah menerima surat dari Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur tertanggal 10 januari 2025. Yang isinya pemberitahuan bahwa kegiatan manajemen tanaman sehat (MTS) tahun 2025 akan ditempatkan di Jombang. Tentu ini menjadi kebanggaan bagi kami dipercaya sebagai tuan rumah. Tapi ini juga sebagai bentuk tanggung jawab untuk menyukseskan acara tersebut,” tandasnya.
Namun demikian, M Rony mengakui suksesnya acara MTS ketika para petani di Jombang bisa memahami dan kemudian menerapkan BTS secara berkelanjutan. Sebab, pengembangan budidaya tanaman sehat tidak bisa dilakukan sendiri atau parsial. Untuk itu M Rony membuka kolaborasi seluas-luasnya baik dengan OPD terkait maupun dengan pemerintahan desa.
“Mulai tahun 2024 lalu, kami lebih intens dalam melakukan komunikasi dengan pemerintah desa untuk mengembangkan regu pengendali hama (RPH) dan pengembangan BTS melalui dana desa,” katanya.
Selain itu, terang M Roby, pihaknya bekerjasama dengan perusahaan swasta untuk mendukung pengembangan BTS. salah satunya yang mensuport kegiatan ini yaitu PT. KBI (Kliring Berjangka Indonesia).
M Rony menambahkan, pihak manajemen KBI membantu sarana pendukung antara lain baterai drone, genset untuk mendukung operasional drone dan power weeder atau mesin pengendali gulma. untuk mendukung pengembangan BTS.
Pihaknya juga mendapatkan dukungan dari perguruan tinggi.
“Alhamdulilah hari ini telah hadir para pakar dari departemen hama penyakit tumbuhan agar program ini bisa berjalan, berkembang dan berkelanjutan. Kami akan memasukkan pengembangan bts ini ke dalam renstra dinas pertanian tahun 2025-2030,” pungka M Rony.(Kr)