Krisnanews.id – Jombang – Banjir akibat luapan Afvoer Watudakon melanda Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben Jombang terjadi sejak Jumat (06/12/2024) malam. Hingga Senin (09/12/2024) genangan air masih merendam ratusan rumah warga dengan ketinggian (elevasi) bervariasi. Kondisi ini membuat aktivitas warga lumpuh total. Bahkan warga menghadapi kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Seperti air bersih dan sanitasi.
Yuniati Maykunah (26) salah satu warga mengaku banjir kali ini adalah yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengungkapkan warga mulai merasakan kesulitan akibat banjir. Yakni minimnya akses terhadap bahan pangan dan fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK).

“Untuk makan sehari-hari saja susah. Karena tidak ada orang jualan. Kami harus cari bantuan, tapi hari ini datang bantuan setelah beberapa hari tidak ada,” ujarnya, Senin siang (09/12/2025).
Selain itu, banyak barang-barang berharga milik warga terancam rusak akibat genangan air.
“Sepeda motor saya tenggelam, dan banyak barang-barang elektronik di rumah yang juga terendam banjir,” keluhnya.
Yuniati berharap ada solusi jangka panjang dari Pemkab Jombang agar tidak terjadi banjir lagi setiap turun hujan dengan intensitas tinggi.
“Sekali lagi ini banjir paling parah yang pernah kami alami,” ungkapnya.
Sementara itu, Senada dengan Yuniati, warga lainnya Fitri Novitasari (37), juga mengeluhkan hal yang sama. Ironisnya, bantuan pangan baru datang di hari ketiga setelah banjir melanda.
“Hari ini baru dapat makanan. Sebelumnya kami belum menerima bantuan apa pun dari Pemkab Jombang,” jelasnya.
Fitri juga menambahkan, ketinggian permukaan air saat ini terus meningkat seiring dengan curah hujan yang masih tinggi mengguyur wilayah sekitar Afvoer Watudakon. Sehingga membuat rumah-rumah warga tidak lagi aman dan nyaman untuk ditempati.
“Awalnya saya tidur di rumah karena masih aman, tapi sekarang sudah tidak memungkinkan lagi. Kemungkinan nanti tidur di masjid atau musholla saja,” tandasnya.
Warga berharap Pemkab Jombang segera mengambil langkah kongkrit untuk menanggulangi banjir. Seperti memperbaiki tanggul dan memberikan bantuan yang lebih cepat pada korban banjir.
“Harapan saya pemerintah segera memperbaiki tanggul di kali-kali supaya tidak ada banjir lagi,” pungkas Fitri. (Kr)