Krisnanews.id – Jombang – Ada suasana berbeda saat acara Talkshow rutin “Humas RSUD Jombang Menyapa”, Senin pagi (29/09/2025). Yakni dengan menghadirkan narasumber direktur RSUD yang baru dr. Pudji Umbaran, M.KP. Kegiatan rutin RSUD Jombang tersebut sebagai sarana publikasi untuk masyarakat luas. Tak kalah menarik, kali ini acara talkshow dipandu langsung oleh host andal dr. Merry Puspita, M.Ked.Klin., Sp.MK.
Di dalam dialog tersebut, tercetus pernyataan dr. Pudji Umbaran yang menegaskan komitmennya untuk membawa rumah sakit kebanggaan masyarakat Jombang tersebut menjadi lebih humanis, profesional, dan berorientasi pada pelayanan prima.
“Saya bersyukur karena diberikan kesempatan untuk mewujudkan mimpi yang sempat tertunda. Ada banyak hal yang harus kita kejar ketika sebelumnya saya sudah tidak lagi bertugas di sini,” ujar alumnus Fakultas Kedokteran Unair Surabaya tersebut mengawali perbincangan dalam podcast “Humas RSUD Menyapa” Senin pagi (29/09/2025).
Lebih lanjut, dr. Pudji mengaku penunjukan tugas sebagai direktur RSUD Jombang kembali ini dilakukan langsung atas arahan dari Bupati Jombang, Warsubi. Posisi baru dari sebelumnya sebagai Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPPA) Jombang sebagai bagian dari upaya peningkatan layanan kesehatan daerah. Selanjutnya dr. Pudji menyebut penugasan kembali menjadi pimpinan RSUD Jombang kedua kalinya tersebut sebagai tantangan sekaligus tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan penuh semangat, dedikasi dan kecepatan serta ketepatan.
“Tentu kami harus berlari kencang dengan keyakinan yang tinggi. Ini bukan soal perubahan besar, tapi bagaimana memaksimalkan kondisi yang ada agar bisa menjawab cita-cita yang sempat tertunda,” papar alumnus SMA Negeri 6 Surabaya ini.
Di awal masa tugasnya yang kedua kali di rumah sakit plat merah tersebut, dr. Pudji bergegas langsung melakukan serangkaian evaluasi cepat dan tepat terhadap semua bidang layanan dan manajemen di RSUD Jombang. Langkah tersebut diambil sebagai dasar penyusunan rencana ulang (re-planning) guna menyelesaikan berbagai problem yang muncul di lapangan.
“Alhamdulillah, kami sudah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan seluruh pejabat RSUD Jombang. Salah satu prioritas utama adalah peningkatan kesejahteraan bagi seluruh internal customer, mulai dari tenaga medis hingga staf administrasi. Tak lupa, dr. Pudji meyakini, bahwa kesejahteraan pegawai akan berdampak langsung pada kualitas layanan terhadap masyarakat.
Menurut dr. Pudji, mengelola rumah sakit, apalagi berstatus plat merah, tidak bisa disamakan dengan lembaga teknis lainnya. RSUD Jombang harus memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat dengan tetap menjaga standar mutu, keselamatan pasien, dan kenyamanan pengguna layanan.
“Kita harus memberikan pelayanan yang manis, humanis, ramah, full senyum dan sapa. Sebab masyarakat yang datang ke rumah sakit bukan hanya butuh pengobatan, tapi juga kenyamanan secara emosional dan psikologis,” urai mantan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB-PPPA) Jombang tersebut.
Ia juga menekankan pentingnya membangun budaya kerja yang sehat di internal rumah sakit.
“Jangan sampai petugas pelayanan membawa masalah pribadi saat bertugas. Kita harus pastikan mereka tetap profesional dan hangat kepada pasien,” paparnya.
Masih kata dr.Pudji, tantangan terbesar yang dihadapi RSUD Jombang saat ini, adalah pada faktor peningkatan kualitas SDM tenaga medis dan penyediaan peralatan yang sesuai dengan standar kompetensi nasional.
“Sekarang rumah sakit diklasterkan berdasarkan level kompetensi dasar, madya, utama, dan paripurna. Kita sudah petakan kondisi eksisting, dan sedang kita kejar untuk memenuhi target kompetensi utama, bahkan syukur-syukur bisa paripurna di masa mendatang,” ungkapnya.
Selain itu, dr. Pudji juga menaruh perhatian serius terhadap peningkatan mutu digitalisasi layanan. Mulai dari sistem pendaftaran, rekam medis, hingga evaluasi internal, semuanya harus terintegrasi dalam sistem digital yang efisien dan transparan.
“Digitalisasi adalah keharusan di era saat ini. Kita ingin semua proses bisa lebih cepat, transparan, dan mudah dievaluasi. Ini juga bagian dari transformasi layanan yang kami lakukan,” imbuhnya.
Di sisi lain, dr. Pudji menegaskan, bahwa dirinya bukan tipe pemimpin yang otoriter dan baperan. Ia membuka ruang seluas-luasnya untuk kritik, saran, dan masukan dari masyarakat maupun internal RSUD Jombang.
“Saya sudah sampaikan di awal, pintu saya selalu terbuka dan kami sangat terbuka terhadap semua masukan yang bersifat positif dan konstruktif,” tegasnya.
Untuk itu juga, ia meminta seluruh jajaran pejabat di RSUD Jombang untuk aktif menampung keluhan masyarakat dan menanganinya secara maksimal.
“Karena suara masyarakat itulah yang harus kita dengar dan penuhi,” ujarnya.
Di akhir pernyataannya, dr. Pudji menyampaikan harapan dan obsesinya agar RSUD Jombang bisa menjadi rumah sakit andalan, tidak hanya bagi masyarakat Jombang, tetapi juga dari daerah lain yang ada di sekitar Kabupaten Jombang.
“Kami ingin masyarakat tak perlu dirujuk ke luar kota selama masih bisa ditangani di sini. Bahkan ke depan, kita berharap daerah lain bisa merujuk pasiennya ke RSUD Jombang. Artinya, ekonomi daerah juga ikut bergerak,” katanya.
Tak lupa, dr.Pudji juga mengajak seluruh masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada dengan maksimal.
“RSUD Jombang ini milik Anda dan Kita semua. Manfaatkan, beri kami masukan, dan bersama-sama kita jaga. Kami akan terus berupaya memberikan layanan terbaik, dengan senyum yang indah dan pelayanan yang penuh kasih,” pungkasnya. (Kr)
